Pertanyaan diatas agaknya tidak pernah terfikirkan oleh sebagian besar kalangan, baik Kristen maupun Muslim. Sebab pertanyaan ini memang masih menajdi misteri di kalangan Kristen sendiri. Hal ini agaknya disebabkan adanya factor-faktor yang tidak lain meruakan aib kalangan Kristen sendiri, inilah yang menjadi bukti bahwa pentahrifan orang-orang yahudi dan nashrani telah dilakukan sebagaimana firman Allah Swt “Maka celakalah bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan mereka, kemudian berkata: Alkitab ini adalah dari Allah, untuk dijual dengan murah. Maka celakalah bagi mereka disebabkan tulisan tangan mereka, dan kecelakaanlah bagi mereka atas apa-apa yang mereka usahakan.(QS Al Baqarah:79)”. Ayat ini setidaknya data memberikan gambaran kecil bahwa Al-Kitab, yang saat ini dipedomani oleh agama nashrani yang sekarang bereformasi menjadi Kristen adalah kitab palsu yang telah dirusak oleh mereka.
Agama Kristian, yang mengaku sebagai pengikut Nabi Isa as., mengimani keberadaan kitab-kitab Nabi Musa (Taurat), Nabi Daud (Zabur atau yang mereka sebut dengan Mazmur), dan Nabi Isa (Injil). Kitab Taurat, Zabur, dan Injil tersebut dipadukan dalam sebuah kitab, bersama beberapa surat-surat pendek lainnya, menjadi Bibel yang kemudian diakui umat Kristian sebagai kitab suci agama mereka. Namun sayangnya pencampuran ini sarat dengan pengaruh kaisar romawi dan konsili gereja dengan berbagai kepentingan yang membuat kitab Bible (sebutan untuk gabungan taurat,zabur dan injil) ternodai ajarannya.
Ketika Nabi Isa diutus dengan membawa kitab Injil, maka bani isra’il senantiasa menentang dan mengancam Nabi Isa. Hal ini menyebabkan ajaran Nabi Isa tidak dapat diterima oleh bani israil kecuali hanya beberapa orang saja, pengikut Nabi Isa ini kemudian dikenal dengan sebutan al-Hawariyun. Gejolak dan tantangan yang dihadapi Nabi Isa tidak berhenti, hingga suatu saat seorang yahudi bernama Syaawil yang mengaku mendapat ilham untuk mengikuti ajaran Nabi Isa, ia dan anggota masyarakat yang sangat membenci ajaran Nabi Isa, membuat fitnah besar. Mereka berusaha membuat konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut Raja Damaskus saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang. Mereka membuat fitnah-fitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa‘alaihissalam, sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem untuk menyalibnya.
Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu langsung berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang ditempati oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan kemudian mengepungnya. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt,. yang artinya, “Mereka telah merancang tipu muslihat, dan Allah juga membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah sebaik-baik perancang tipu muslihat.” (Ali ‘Imran: 54)
Dalam keadaan demikian, Nabi Isa ‘alaihissalam menanyakan kepada murid-muridnya tentang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya seperti wajah beliau. Dan beliau menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia. Maka, salah seorang pemuda di antara mereka ada yang merespon beliau dengan jawaban, “Saya bersedia”. Kemudian Allah serupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Setelah itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat Allah ke langit dari rumah tersebut dalam keadaan demikian. Tatkala para murid beliau keluar dari rumah itu, orang-orang Yahudi yang telah mengepung sejak sore menangkap dan menyalib lelaki tersebut. Setelah itu mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah” (An-Nisaa’: 157). Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, “Dan mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi, (orang yang mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya dengan Isa) untuk mereka.”
Ketika orang yang diserupakan dengan Nabi Isa disalib, maka kaum hawariyyun mulai bingung, bagaimana nasib mereka selanjutnya. Maka ketika itu datanglah Syawil yang telah berganti nama menjadi Paulus menemui mereka seraya mengatakan: “kita tidak perlu besedih, seharusnya gembira karena dosa-dosa kita sudah ditebus oleh Nabi Isa dengan penyaliban dirinya”. Sontak kaum hawaiyun bingung dan bertanya, “dosa apa yang kami lakukan ?” maka Paulus menjelaskan bahwa “semua umat manusia berdosa disebabkan perbuatan Nabi Adam, Nabi Adam yang diturunkan ke Bumi membawa dosa yang terus diwarisi anak-cucunya hingga akhir zaman, adapun orang-oran setelah kita, mereka akan diampuni dosanya cukup dengan mengakui bahwa Yesus (Sebutan Bagi sesembahan Kristen). adalah “juru selamat”.
Ajaran Kristen terus berkembang dan memiliki pengikut yang banyak. Bersamaan dengan itu, bangsa Eropa yang kala itu masih dibawah kekuasaan Kaisar Romawi ternyata belum mengenal agama, sehingga rakyat nya hanya patuh dan menyembah kaisar Romawi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak rakyat yang tidak mau tunduk dengan kaisar harus mengakhiri hidupnya dengan pedang prajurit, dan tiang gantungan. Hingga suatu saat Paulus mengunjungi kekaisaran Romawi untuk memperkenalkan agama Kristen. Setelah berhasil bertemu kaisar, maka ia berkata “Engkau tidak akan bisa menundukkan rakyatmu dengan kekuasaanmu, namun, jika engkau mengatasnamakan agama maka engkau akan memiliki kekuasaan yang semakin besar”.
Hasil dari pertemuan paulus dengan kaisar Romawi ialah masuknya kaisar ke agama Kristen diikuti dengan titah wajib memeluk agama Kristen kepada seluruh rakyat kerajaan Romawi sebagai “titah Tuhan”. Hal ini berimplikasi pada halalnya darah orang-oran yang tidak mau ikut agama Kristen yang dianjurkan oleh kaisar. Gereja sebagai tempat beribadah orang Kristen kala itu memiliki otoritas yang besar, sehingga segala aspek kehidupan masyarakat diatur oleh gereja. Kristen katolik memiliki banyak pengaru besar sampai sebuah pristiwa konflik indulgensia (tebusan dosa) menjadi celah perpecahan. Dalam agama Kristen, terdapat istilah penebusan dosa (pertaubatan) yang dapat dilakukan di gereja Kastil. Seiring berjalannya waktu, penebusan dosa ini dipandang dapat mendatangkan keuntungan. Hal ini menyebabkan adanya inisiatif pembesar gereja untuk mengganti penebusan dosa dengan sejumlah uang atau harta yang dimiliki oleh pendosa.
Martin Luther yang saat itu menjadi pengkhotbah di gereja kastil memandang bahwa hal tersebut tidak layak dilakukan, disamping banyak kecurigaan difikirannya. Setiap rakyat yang berdosa, biasanya akan menyerahkan pembayaran dihutan, atau dengan membayar pada utusan gereja kastil yang selalu berkeliling keseluru gereja. Suatu ketika, luther dengan kecurigaannya menyelidiki apa yag dilakukan dengan uang tebusan tersebut. Ketika diselidiki di dalam hutan, ternyata uang tebusan tersebut diambil oleh para embesar gereja untuk digunakan secara pribadi dan kerajaan.
Maka ketika itu juga, Marthin mendeklarasikan bahwa sudah saatnya gereja dipisahkan dari kepentingan politik dan pemerintahan. Inilah titik awal dari perubahan ajaran gereja menjadi ajaran sekuler (memisahkan agama dan Negara) yang kemudian dikenal dengan Istilah Kristen Protestan. Ajaran ini didukung ole sejumlah besar rakyat Kristen yang sudah lelah dengan kekangan kaisar dalam agama.
Setelah menjadi sekuler, kekuatan gereja masih sangat kuat, masyarakat Kristen Barat yang semakin gerah dengan agama Kristen itu mulai membuat prinsip-prinsip hidup bagaimana agar bisa hidup bebas dari agama. Disinilah kemudian akal logika mereka digunakan, jika selama ini mereka hanya mengikut kehendak gereja, maka mereka mulai mempertanyakan “mengapa harus patuh pada gereja ?” ketika gerakan ini semakin besar, maka dikenal seorang tokoh bernama Nietzche. Seorang tokoh liberal dengan konsep “God Is Dead” nya. Ia selalu duduk didepan gereja, sembari berkata : “ untuk apa ke gereja ? tuhan telah mati”. Uniknya gerakan ini disambut hangat oleh logika Barat kala itu. Hingga dikenallah istilah Kristen Liberal yang memiliki 4 pokok ajaran.
1. Kebebasan : segala sesuatu harus diukur berdasarkan kebebasan. Kebebasan adalah dasar dan tujuan hidup, hal ini berimplikasi pada penafian segala sesuatu yang mengekang kebebasan. Bahkan, setiap orang berhak membuat konstitusi, dimana jika ada seseorang yang merasa haknya terkekang, maka berhak menggugat lembaga konstitusi dan memperbaharui konstitusi.
2. Individualism : ajaran ini merupakan akibat dari kebebasan, sehingga seseorang tiak berhak mengatur orang lain, maka orang Barat ketika itu berbuat dengan individualisnya, bebas, dan tidak mencampuri urusan orang lain.
3. Rasionalisme : segala sesuatu harus diukur dengan akal, jika tidak dapat diterima akal maka sesuatu itu tidak dapat diterima. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Empirisisme, dimaka kesakralan agama dicampakkan ke lobang sampah.
4. Relativisme : karena kebebasan alam berfikir, maka setiap orang berhak mengatakan dirinya benar dan demikian dengan orang lain. Karena dalam pandangan mereka kebenaran itu relative, sebab yang mengetahui kebenaran hanya tuhan. Namun sayang, dalam pandangan mereka tuhan telah mati. Al-hasil, ukuran kebenaran pun telah hilang.
Akhirnya, Kristen kehilangan fungsinya sebagai agama, tidak memiliki otoritas dan kesakralan sedikitpun. Hari ini, orang-orang di Barat banyak yang menjadi atheis karena keberadaan tuhan tidak dapat diterima akal. Hari ini, Barat yang dipandang sebagai Negara Maju, bersih dan aman. Maju dari segi perekonomian, dengan cara menghalalkan berbagai cara untuk mendapat kekayaan. Bersih dari sampah, namun dipenuhi Pelacur, pasangan kumpul kebo, bahkan kebanyakan pasangan tidak menikah padahal telah tinggal bersama dan memiliki banyak anak. Banyaknya pasangan sejenis, dan lain sebagainya. Barat itu Aman, karena setiap orang berhak menentukan hidupnya, yang berzina dengan hidupnya, dan tidak ada kekangan dari pihak manapun.