Rabu, 03 Januari 2024

Khutbah Jum’at 1 : Menggapai Kebahagiaan Sejati


Khutbah Jum’at 1 (5 Januari 2023 M/23 Jumadil Akhir 1445 H)

Menggapai Kebahagiaan Sejati

Oleh : Ustaz Muhammad Taufiq, SH.M.Ag

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,.

Puji dan syukur marilah senantiasa kita haturkan kepada Allah Jalla wa ‘Azza, atas berkat limpahan rahmat dan karunianya kita masih dapat menikmati kesempatan yang diberikan dalam upaya menjadi hamba yang terbaik. 

Shalawat dan salam tak henti-hentinya kita hadiahkan kepada junjungan alam, Baginda Rasulullah saw,. yang hadirnya membuka segala pintu pintu kebaikan yang sebelumnya terkunci rapat, dan mencintainya dapat diungkapkan dengan shalawat, semoga kita semua beroleh berkah dan syafa’at. 

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah..

Adapun judul khutbah yang akan khatib sampaikan pada kesempatan yang mulia ini, ialah “Menggapai Kebagagiaan Sejati”. 

Hadirin.. 

Kebahagian adalah sebuah ungkapan perasaan gembira yang terbit dari dalam hati setiap orang. Kebahagiaan akan memberi bekas pada pribadi seseorang sehingga ia mendapati kepuasan zahir dan batin, kelapangan dan kemudahan lainnya. Tentu sudah dapat kita pastikan bahwa setiap orang ingin merasakan kebahagiaan, dan dalam upaya memperolehnya ada berbagai cara yang ditempuh, kadangkala jalan yang direstui syari’at dan tidak sedikit pula orang yang menempuh jalan yang melenceng dari garis pedoman syari’at. 

Hadirin… 

Agar kebahagiaan yang kita idam-idamkan sesuai dengan tuntunan syari’at, marilah kita memulai pembahasan tentang konsep kebahagiaan ini dari apa yang dinyatakan didalam Al-Qur’an. didalam al-Qur’an surat al-Zariyat ayat 56 Allah berfirman : 

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah aku”

Ayat ke 56 dari surat al-Zariyat ini adalah rel kehidupan. betapa tidak, dalam ayat ini diungkapkan dengan jelas tujuan manusia diciptakan. artinya, bila manusia berjalan diatas rel ini dan menuju tujuan akhir tanpa melenceng sedikitpun maka pasti ia akan selamat di dunia dan akhirat, keselamatan itu berarti keberhasilan mencapai tujuan, dan buah dari pencapaian itulah yang kita sebut dengan kebahagiaan. 

Hadirin, 

Penghambaan kepada Allah itu diwujudkan dengan amal shalih, dan kita tidak akan mengetahui apa itu amal shalih dan cara melaksanakannya tanpa ilmu pengetahuan. oleh karenanya tahapan awal untuk menggapai kebahagiaan sejati adalah dengan menuntut ilmu. Bagaimana kita mengetahui tata cara ibadah, mu’amalah dan pedoman aktifitas penghambaan lainnya tanpa ilmu pengetahuan. sehingga sangat wajar bila Nabi Saw mendorong dengan sangat serius agar ummatnya serius dalam menuntut ilmu pegetahuan. dalam hal ini Rasulullah bersabda :

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Dari Anas Ibn Malik, ia berkata : Rasulullah Saw telah bersabda “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah No. 220)

Lebih lanjut diungkapkan didalam sebuah riwayat : 

من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الآخرة فعليه بالعلم ومن اراد هما فعليه بالعلم

“Siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmu”. 

Cukuplah kedua riwayat ini menjadi motivasi bagi kita untuk dapat memahami bahwa menuntut ilmu itu sangat penting. 

Hadirin… 

Tentu ilmu yang kita pelajari akan lebih besar manfa’atnya jika diamalkan. sungguh terlalu rugi orang yang memiliki ilmu namun tidak mau mengamalkannya. maka tahapan kedua yang harus dilaksanakan untuk mencapai kebahagiaan sejati adalah dengan mengamalkan ilmu pengetahuan. mengamalkan ilmu pengetahuan secara keseluruhan tentulah sulit dilakukan, apalagi dizaman sekarang ini. namun paling tidak jangan sampai tidak sedikitpun dari ilmu pengetahuan yang kita miliki tidak diamalkan, maka amalkanlah sedikit demi sedikit dan dilaksanakan dilaksanakan secara berkelanjutan. hal ini sebagaimana sabda Rasulullah : 

عن عائشة ام المؤمنين رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ أدْومُها و إن قَلَّ.. (اخرجه البخاري رقم ٦٤٦٥)

Dari Sy. ‘Aisyah r.a berkata : “Sebaik-baik amal disisi Allah ialah yang berkesinambungan, meskipun sedikit”. (HR. Al Bukhari No. 6465)

Hadirin…

Tentu kita mengetahui keutamaan shalat berjama’ah di masjid, misalnya fadhilah 27 derajat lebih tinggi dibandingkan shalat sendirian, maka hendaklah kita mulai dari diri sendiri untuk ikut serta dalam melaksanakan shalat jama’ah itu, mulai dari 1 waktu, kemudian ditambah menjadi 2 hingga bisa berlanjut lima waktu berjama’ah. 

Hadirin… 

Orang yang berilmu akan terdorong untuk beramal, dan beramal dengan ilmu akan menghasilkan istiqamah, dan istiqamah akan membentuk karakter seseorang, dan inilah kunci kebahagiaan sejati yang ketiga.

Amal shalih yang dilaksanakan dengan ilmu dan istiqamah akan menghasilkan perasaan senang didalam hati pelakunya. Misalnya orang yang biasa shalat berjama’ah dimasjid setiap awal waktu akan merasakan kepuasan tersendiri bila sudah melaksanakannya dengan sempurna, dan bila suatu ketika tertinggal akan menghasilkan rasa bersalah. Kita yang biasa mengamalkan zikir kalimat thayyibah 100 kali dalam sehari akan merasa senang dan bahagian bila zikir tersebut sudah dilaksanakan. dan kebiasaan yang diistiqamahkan ini akan menjadi karakter seseorang, yakni karakter orang berilmu, beramal dan istiqamah. 

Hadirin, 

Memang untuk mendapatkan predikat istiqamah itu tidaklah mudah. para ulama mengatakan bahwa minimal waktu yang dibutuhkan untuk belajar istiqamah itu ialah 40 hari, adapula yang lebih dari itu. Tentu untuk mendapatkan predikat istiqamah itu kita harus berjibaku melawan hawa nafsu yang mendorong kita untuk berleha-leha dalam amal. Tidak sedikit juga orang yang merasa bosan dalam melaksanakan suatu amalan. agaknya kita harus hati hati dengan rasa bosan ini, sebab dikatakan dalam sebuah riwayat :

من عمل عملا، ثم تركه ملالة، مقته الله…

“Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan, kemudian meninggalkannya karena bosan, maka Allah Membencinya”.

Tentu kita harus sangat berhati-hati terhadap ancaman ini. 

Hadirin… 

Agar kita tidak merasa bosan dalam melaksanakan suatu amalan menuju istiqamah, maka penting bagi kita untuk belajar memahami bahwa ilmu yang kita peroleh adalah karunia Allah, kita tuangkan ilmu itu dalam bentuk amal juga adalah berkat karunia Allah, sehingga kita melaksanakan amalan tersebut dengan dipenuhi kesadaran bahwa kita ini hanya diberi kesempatan oleh Allah, pada fase ini kita akan menyadari bahwa semua amal yang kita kerjakan semata dilakukan karena Allah, dan orientasi utamanya adalah Allah Swt,. 

Hadirin, 

Apabila kita dapat merasakan hal ini, maka tidak ada lagi daya dan upaya melainkan atas izin Allah, dan prinsip ini akan menghasilkan sikap ikhlas dalam beramal. Masya’allah, sungguh bahagia orang yang berilmu, lalu diberi kesempatan beramal dengan istiqamah, hingga berbuah ikhlas dan ridha kepada Allah, sampai pada tahapan ini telah diperolehnya perwujudan firman Allah dalam Qs.Al-Zariyat ayat 56 diatas, yakni hidupnya semata-mata digunakan untuk penghambaan maksimal kepada Allah. inilah hakikat kebahagiaan sejati. 

Hadirin, 

Sebagai penutup dari khutbah yang singkat ini, marilah kita bermohon kepada Allah, agar kita diberi karunia berupa ilmu yang dapat diwujudkan dalam amal, ditambahi pula dengan istiqamah hingga berbuah penghambaan yang ikhlas semata karena allah, dan ridho kepada Allah. Amin ya Rabbal

 ‘Alamin. 

Download disini


Judul Selanjutnya : *Kabar Gembira Untuk Orang Beriman*