Jumat, 17 Februari 2017

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN ISLAM DAN MENINGGIKAN MARTABAT KAUM MUSLIMIN


Istilah Izzul Islam wal-Muslimin merupakan semboyan yang kerap digunakan untuk mendasari sebuah pergerakan dan pembelaan terhadap agama Islam. Disamping itu, semboyan ini juga selalu digunakan dalam upaya menyadarkan umat Islam dan menyelamatkannya dari keterpurukan, baik keterpurukan dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik maupun keagamaan. 

Secara umum, Izzul Islam wal-Muslimin merupakan sebuah istilah yang bermakna “Menjayakan Agama Islam dan Meninggikan Martabat Kaum Muslimin” (Toto Tasmara, Menuju Muslim Kāffah, 2004). Semboyan ini tidak lain adalah respon terhadap keterpurukan umat Islam di era modern dan nyaris terkepung dalam buaian globalisasi. Dengan kata lain, semboyan ini merupakan gebrakan yang bertujuan membangunkan umat Islam dari tidur panjang untuk melakukan perlawanan terhadap keterpurukan umat Islam yang hari ini “nyaris” kembali kepada orde jahiliyah. 

Kondisi Jahiliyah Modern yang dihadapi umat Islam hari ini adalah kondisi dimana umat Islam tidak mengetahui kebenaran sehingga terjerumus kedalam kebatilan. Umat Islam dihadapkan dengan hidangan media masa bahwa umat Islam adalah “teroris, anarkis” dan tudingan-tudingan lain yang menyudutkan Islam. Hidangan hidangan ini adalah penebab utama munculnya penyakit Islamophobia (alergi Islam), sehingga umat Islam hari ini mulai malu dengan identitasnya sebagai umat muslim. 

Sebuah gambaran sederhana yang patut direnungkan, dizaman globalisasi era modern ini, ketika umat Islam dihadapkan dengan dua pilihan menghadiri majelis pengajian ilmu agama atau menyaksikan rilis film terbaru di bioskop. Kebanyakan umat Islam khususnya generasi muda jauh lebih banyak memilih menonton film di bioskop. Padahal generasi muda Islam adalah kekuatan besar untuk menopang dan melanjutkan perjuangan para ulama dan generasi diatasnya. Lalu apakah mungkin generasi muda muslim yang lemah itu mampu menjaga Izzah Islam wal-Muslimin ? 

Soal: Apakah unsur-unsur yang menjadi landasan kekuatan umat Islam ? 
Jawab: Indonesia adalah Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, yakni mencapai jumlah 95% dari total 237.641.326 Juta penduduk Indonesia. Namun, dari tahun ketahun jumlah tersebut terus menurun, hingga pada tahun 2010 prosentase umat Islam di Indonesia menjadi 87% dari jumlah total penduduk Indonesia. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan jumlah umat Islam disebabkan upaya kristenisasi dan upaya pemurtadan yan dilakukan oleh para misionaris dan kolonialis yang ingin kembali menjadikan Umat Islam “Hanya” sebagai tamu di Negeri sendiri. (Republika Online 9 Januari 2016). 

Hari ini umat Islam bisa melihat dengan jelas, siapa yang mendominasi berbagai sektor kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor perdagangan, perusahaan besar, proyek Tol, dan lain sebagainya. Dalam hal ini dapat ditemukan bahwa umat Islam tidak mendominasi sektor-sektor tersebut, tetapi justru menjadi “budak” asing dalam melancarkan misinya menjadi Penguasa Super Power. Satu hal yang perlu diketahui dan ditekankan adalah bahwa umat Islam yang hari ini lemah akan mampu bangkit kembali jika generasi mudanya mampu mendominasi sektor- sektor yang dikuasai oleh asing tersebut, diantaranya yakni sektor pendidikan, ekonomi, politik dan keagamaan. (Didin Hafiduddin Solusi Islam atas problematika ummat, 1998)

Soal: Mengapa kekuatan Islam itu perlu dikibarkan kembali ? 
Jawab: Belajar dari sejarah pada zaman penjajahan, tentu dapat dilihat fakta bahwa mayoritas pejuang yang berhasil merebut kemerdekaan Indonesia adalah para Ulama, Kyai dan Santri. Mulai dari K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan dan para santri seperti Bung Tomo dan lainnya. Tokoh-tokoh ini adalah perwakilan dari jutaan kaum muslimin yang memiliki semangat membara untuk melawan kekafiran dan penjajahan di Ibu Pertiwi. Oleh sebab itu, jika kaum muslimin lemah dan bersikap lentur sehingga para penjajah di era globalisasi ini menguasai umat Islam, maka tidak memungkiri kemungkinan bahwa penjajahan besar-besaran akan kembali terjadi. Oleh sebab itu umat Islam harus kembali membangun kekuatan dari berbagai segi kehidupan, keilmuan, intelektualitas, ekonomi, politik dan keagamaan untuk menjaga kelangsungan hidup yang damai dan sejahtera. 

Soal : Bagaimana cara musuh Islam menghancurkan umat Islam ? 
Jawab : Dalam upaya menghancurkan kekuatan umat Islam, musuh-musuh Islam memulai aksinya dengan menyulut api perang pemikiran. Umat Islam sengaja dibuat bingung dengan informasi-informasi media massa yang berbeda dari fakta. Dunia pendidikan Indonesia mulai disekulerkan (memisahkan pendidikan dengan agama). Dan menjajah ekonomi masarakat muslim. Sebagai sebuah contoh, berapa banyak persentase masyarakat muslim yang ketergantungan dengan “mart-mart” milik asing ? dan berapa banyak umat Islam memilih berhutang di warung tetangga dan membayar cash di alfmart dan sebagainya. Inilah cara musuh Islam memiskinkan dan membodohi umat Islam, yakni dengan “membuat umat Islam terpesona dengan kemegahan dan fasilitas yag nyaman”, dan ketika umat Islam sudah ketergantungan, maka disaat itu mereka akan menghabisi umat Islam. Wal’iazubillah. 

Soal : Bagaimana cara membangkitkan izzul Islam wal muslimin sebagai solusi problematika umat islam di era modern ini ? 
Jawab : Adapun cara ampuh untuk kembali membangkitkan Izzul Islam wal-Muslmin diantaranya ialah sebagai berikut : 

Memahami Kondisi umat Islam 

Sejatinya, umat Islam masih mungkin untuk bangkit menuju kejayaan kembali, ekonomi masih memadai dan memiliki sumber yang kuat. Namun permasalahannya iala tingkat intelektualitas generasi muslim yang semakin lemah sehingga lebih banyak mengadopsi peradaban dari luar Islam, yakni Barat. 

Mengidentifikasi Masalah Ummat 

Merosotnya prestasi cendikiawan muslim dalam mengembangkan ilmu pengetahuan Islam mengakibatkan merosotnya intelektualitas dibidang ekonomi, politik dan budaya. Inilah yang melatarbelakangi para cendikiawan muslim menawarkan solusi untuk kemajuan Islam, cendikiawan ini dibagi kepada dua bagian : pertama, cendikiawan yang berusaha memperbaharui bidang social budaya dan politik sebagaiana dilakukan oleh, Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha, Sanhuri Pasha, dan al-Maududi. Kedua, kelompok cendikiawan yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dan pemaaman ulang ajaran Islam. Inilah yang dilakukan oleh Syed Ahmad Khan, Muhammad Iqbal, dan para ulama lainnya. Dan dalam pengembangan intelektual Islam mislanya Sultan Mahmud II, Pasha Muhammad Ali diMesir dan lainnya. Dan sisanya cendikiawan yang berkonsentrasi pada bidang ekonomi seperti Umer Chapra, Kursyid Ahmad dan sebagainya. 

Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa Izzul Islam wal-Muslimin dapat dibangkitkan dengan mengembangkan tradisi keilmuwan, agama, ekonomi dan aspek lainnya yang dimulai dari generasi muda atas dukungan para orang tua. Wallahu A’lam.

0 komentar:

Posting Komentar